”Aku ingin bertemu Tangis!! Pokoknya aku harus ketemu dia!!!” teriakku meronta.
Tapi Hati terus bersikeras menolak keinginanku, ”untuk apa kau ingin bertemu dia? udahlah, gak ada gunanya mencari Tangis terus”
”Aku gak peduli, Ayo donk Ti,” rayuku, ”biar lebih lega”
”Tapi kau sudah berulang kali bertemu dengan dia, dan hasilnya, Hah..kau selalu dan selalu mencari dia di setiap masalahmu,” kata Hati sambil menggeleng-gelengka n kepalanya, ”Sin, bertemu Tangis gak akan menyelesaikan masalah. Sekali dua kali sih gak pa pa. Lah ini?! Kok jadi ketagihan”
”Ah, biarin yang ketemu Tangis kan aku,” aku mulai sok ngambek.
”Kau tau sendiri kan, betapa bosannya Mata menemanimu bertemu dengan Tangis. Kalo gak dengan Mata, emang tangis mau menemuimu?!” skak si Hati dengan nada tidak sabar. Aku membalas dengan memonyongkan mulut. Aku tahu betul Tangis tidak akan mau bertemu denganku jika aku tak mengajak si Mata. Mata adalah kunciku untuk bisa bertemu dengan Tangis.
”Terus, gimana donk?!” rajukku.
”Haduh Sinta!!! Alihkan pikiranmu dari Mata dan Tangis, coba pikir, masih banyak kawan-kawan yang bisa membantumu menyelesaikan masalah.”
”Ingat gak dikau dengan Bibir dan Suara, mereka yang pernah membantumu menyelesaikan perdebatan sengit yang hampir tak berujung; Ingat juga saat dikau dengan bantuan Tangan, berhasil berjabatan dengan Sahabatmu yang sudah hampir 3 hari tak kunjung bertegur sapa; dan, jangan lupa dengan Kaki yang pernah membantumu menendang orang yang sudah berani kurang ajar kepadamu,” Hati mulai membuka pikiranku, ”Semua pasti dengan senang hati membantumu, karena mereka sahabat-sahabatmu.”
Aku terdiam.
”So...,” Hati mengambangkan kalimatnya.
Aku tersenyum.
”Hai, si Senyum datang...” kata Hati sambil mengedipkan mata.
Meteor Utara, Muharram 1429H
"Keindahan selalu muncul saat manusia berpikir positif"
Tapi Hati terus bersikeras menolak keinginanku, ”untuk apa kau ingin bertemu dia? udahlah, gak ada gunanya mencari Tangis terus”
”Aku gak peduli, Ayo donk Ti,” rayuku, ”biar lebih lega”
”Tapi kau sudah berulang kali bertemu dengan dia, dan hasilnya, Hah..kau selalu dan selalu mencari dia di setiap masalahmu,” kata Hati sambil menggeleng-gelengka n kepalanya, ”Sin, bertemu Tangis gak akan menyelesaikan masalah. Sekali dua kali sih gak pa pa. Lah ini?! Kok jadi ketagihan”
”Ah, biarin yang ketemu Tangis kan aku,” aku mulai sok ngambek.
”Kau tau sendiri kan, betapa bosannya Mata menemanimu bertemu dengan Tangis. Kalo gak dengan Mata, emang tangis mau menemuimu?!” skak si Hati dengan nada tidak sabar. Aku membalas dengan memonyongkan mulut. Aku tahu betul Tangis tidak akan mau bertemu denganku jika aku tak mengajak si Mata. Mata adalah kunciku untuk bisa bertemu dengan Tangis.
”Terus, gimana donk?!” rajukku.
”Haduh Sinta!!! Alihkan pikiranmu dari Mata dan Tangis, coba pikir, masih banyak kawan-kawan yang bisa membantumu menyelesaikan masalah.”
”Ingat gak dikau dengan Bibir dan Suara, mereka yang pernah membantumu menyelesaikan perdebatan sengit yang hampir tak berujung; Ingat juga saat dikau dengan bantuan Tangan, berhasil berjabatan dengan Sahabatmu yang sudah hampir 3 hari tak kunjung bertegur sapa; dan, jangan lupa dengan Kaki yang pernah membantumu menendang orang yang sudah berani kurang ajar kepadamu,” Hati mulai membuka pikiranku, ”Semua pasti dengan senang hati membantumu, karena mereka sahabat-sahabatmu.”
Aku terdiam.
”So...,” Hati mengambangkan kalimatnya.
Aku tersenyum.
”Hai, si Senyum datang...” kata Hati sambil mengedipkan mata.
Meteor Utara, Muharram 1429H
"Keindahan selalu muncul saat manusia berpikir positif"
Mata yang Tak Mau Bertemu Tangis
![Mata yang Tak Mau Bertemu Tangis]()
Reviewed by ASYIMAR
on
13.56
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar