Advertisement

About us

Cerita Ubaid

2008/6/21 Arihadi :

Terkadang untuk menyampaikan sebuah kebenaran tidak
perlu ceramah dan retorika. Tutur kata yang santun &
perilaku mengesankan dapat membuat seseorang simpati
lalu jatuh hati.

Ubaid adalah seorang pegawai. Belasan tahun sudah ia
bekerja di sebuah bank swasta. Orangnya jujur, rajin
dan taat beribadah. Agama baginya bukan hanya di
masjid dan dinikmati sendiri. Namun agama menurutnya
adalah dakwah, berbagi dengan sesama sehingga nilai
dan sinarnya dapat dirasakan oleh orang lain.

Ubaid beruntung karena mendapatkan fasilitas KPR dari
kantornya. Dua minggu sudah ia mencari-cari rumah yang
sesuai dengan plafond kantor dan sesuai pula dengan
keinginannya. Allah Swt menunjukkan rumah yang sesuai
untuknya di sebuah bilangan di Ciputat - Tangerang,
Cirendeu tepatnya.

Ubaid menceritakan kepada istrinya rumah yang baru
saja dilihat. Sore itu Ubaid berjanji untuk mengajak
istrinya untuk melihatnya sekaligus meminta
persetujuan atas rumah yang dimaksud.

Setengah enam sore, Ubaid & istri berangkat dari rumah
menuju Cirendeu. Baru separuh jalan, terdengarlah
kumandang adzan Maghrib. Mendengarnya, Ubaid berujar
kepada istrinya , "Shalat Maghrib kita numpang saja ya
di rumah yang mau kita lihat..!" Istrinya pun
mengiyakan usul Ubaid.

Ubaid & istri sampai di rumah itu. Pemilik rumah
menyambut mereka dengan seulas senyum. Mereka
dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Dalam
pembicaraan yg mereka lakukan, Ubaid & istri
mengetahui bahwa ibu pemilik rumah adalah seorang
janda usia 50 tahun lebih beranak dua.

"Berapa bu rumah ini mau dijual?" tanya istri Ubaid
kepada pemilik rumah. "Saya mau lepas dengan harga 300
juta" sahut pemilik rumah.
"Gak boleh kurang?" tandas istri Ubaid.
"Itu juga sudah murah... Kemarin ada yang tawar 260
juta saya gak kasih" jawab pemilik rumah.
Mendengarnya Ubaid & istri menjadi paham harga yang
diinginkan pemilik rumah, namun plafond dari kantor
untuk Ubaid hanya Rp 250 juta. Ubaid & istri saling
berpandangan. Budget mereka tidak sesuai dengan harga
rumah yg diinginkan.

***

Ubaid melirik jam di pergelangan tangannya. Masya
Allah...! Waktu Isya sebentar lagi tiba, padahal Ubaid
& istri belum shalat Maghrib...
Ubaid lalu berkata kepada pemilik rumah, "Ibu, boleh
kami numpang shalat di sini?"
Mendengar kalimat itu rona wajah pemilik rumah berubah
drastis. Tampak kebingungan & sedikit tegang. Ubaid
merasakan hal itu, ia pun meralat kalimatnya, "Kalo
gak boleh shalat di sini, masjid yang terdekat dimana
ya...?"
Kalimat ini pun menambah kekikukan bagi pemilik rumah,
dan ia pun menyergah "Masjid jauh dari sini!!!"
Ubaid pun menjadi bingung atas sikap & jawaban dari
pemilik rumah. Dalam hati ia menduga kalau-kalau
pemilik rumah bukan seorang muslimah. Namun Ubaid &
istrinya harus segera shalat Maghrib, ia pun berujar,
"Kalo gak boleh shalat di dalam rumah, bolehkah kami
shalat di teras?"
Merasa terdesak, pemilik rumah akhirnya mengizinkan.
Maka jadilah Ubaid & istrinya shalat Maghrib di teras
rumah. Tanpa alas apapun sebagai sejadah mereka.

***

Usai shalat, Ubaid dan istri melanjutkan pembicaraan
dengan pemilik rumah. Tidak berlangsung lama, mereka
pun berpamitan. Sayang malam itu tidak ada angka yang
disetujui oleh mereka, baik oleh Ubaid dan istri
ataupun dari pemilik rumah. Masing-masing bertahan
dengan harga dan uang yang mereka mau.

"Malam itu akhirnya gak ada angka yang pas buat kita,
beliau maunya 300 juta, padahal saya hanya boleh
ngambil KPR maksimal Rp250 juta" demikian Ubaid
bercerita kepada saya.
"Namun pak, aneh sungguh aneh luar biasa.... keesokan
paginya, ibu pemilik rumah menelpon ke hp saya!" Ubaid
melanjutkan ceritanya. Kalimat terakhir yang ia
ucapkan membuat saya bertanya ada apa gerangan.

Ubaid bercerita bahwa pemilik rumah itu bertanya lewat
pembicaraan telpon pagi-pagi sekali, "Pak Ubaid, saya
nelpon cuma mau tanya, apakah setiap rumah yang hendak
bapak beli harus disembahyangin dulu...?!"
Saat Ubaid sampaikan kalimat itu, dahi saya berkernyit
dan membuat saya berujar, "Maksudnya apa?"
"Itu dia pak..., saya pun menanyakan hal yang sama
kepada ibu itu?!" sahut Ubaid. Lalu Ubaid menceritakan
bahwa ibu pemilik rumah itu menanyakan kepadanya
apakah setiap rumah yang mau dibeli harus dishalatin
dulu?
"Saya bilang sama ibu tadi bahwa saat itu kami berdua
belum shalat Maghrib padahal waktu Isya sudah hampir
masuk... jadi apa yang kami lakukan adalah sebuah
kewajiban bukannya untuk menentukan rumah itu cocok
atau tidak...!" Ubaid menjelaskan kalimat yang ia
sampaikan kepada ibu pemilik rumah.
"Tapi pak..., ibu itu berkata bahwa entah kenapa usai
saya & istri pulang ia merasa cocok dan menjadi tenang
hatinya, makanya pagi itu beliau menelpon ke hp saya"
Ubaid menambahkan.

Lebih panjang Ubaid bercerita kepada saya bahwa ibu
itu mengaku sudah hampir 30 tahun tidak pernah shalat
sejak ia ditinggal oleh suaminya dan harus membesarkan
kedua anaknya. Hidupnya panik dan sulit. Ia harus
bekerja dan mencari nafkah. Duit dan duit yang ada
dalam kepalanya, dia lupa sama sekali untuk menyembah
Allah.

"Sekarang, ibu itu tidak kurang 3 kali dalam seminggu
pasti menelpon atau berkunjung ke rumah. Dia mau
belajar menjadi muslimah lagi katanya" Ubaid
menjelaskan kepada saya.
"Rumah itu sudah kami beli darinya. Harganya pun amat
menakjubkan. ..! Jauh dari dugaan kami semula... Kami
membelinya dengan harga Rp 220 juta saja!!!" tambah
Ubaid. Saya takjub mendengarnya.
"Lebih hebatnya lagi..., sampai sekarang rumah itu
baru separuh kami bayar. Bukan karena keinginan kami,
tapi keinginan ibu itu!!!" tegas Ubaid. Saya langsung
bertanya keheranan , "Kok bisa begitu...?"
"Dia bilang bayar saja sisanya kalau saya sudah merasa
puas belajar ibadah kepada pak Ubaid dan keluarga...!"
Ubaid menutup kalimatnya sambil tersenyum.

***
Subhanallah. ... kisah itu begitu berarti bagi saya
yang mendengarnya. Terkadang bila ibadah sudah mewujud
dalam akhlak seseorang, maka simpati dari sesama akan
terbit dan menyinari kehidupan yang kita jalani.
Ternyata, semuanya menjadi makin indah dengan
ibadah!!!

Jazakumullah Ubaid atas inspirasinya!

Salam,
Bobby Herwibowo
www.kaunee.com
Cerita Ubaid Cerita Ubaid Reviewed by ASYIMAR on 07.53 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Find us on Facebook