Bergerak Dari Ruang yang Sempit
Tidak ada satupun ummat Islam yang meragukan Al Quran walaupun memang ada
sebagian yang hanya sampai pada tataran mengiyakan , dan jelaslah pula
bahwa semua Islam ummat juga di wajibkan mempelajarinya tanpa terkecuali,
sedangkan bagaimana cara mempelajarinya itu masalah lain lagi. Namun dari
kesemuanya itu kita juga harus memaklumi bahwa daya tangkap setiap orang
berbeda-beda, mungkin bagi saya hampir sebagian besar ayat-ayat Al Quran
adalah mutasyahbihat dan sedikit yang muhkamat dan bagi yang cerdas mungkin
lebih banyak yang muhkamat, tergantung dari sisi mana kita memandangnya
atau jika mau lebih aman lebih baik memandang dari kaca mata ulama tempo
dulu (salaf)
Pada abad ke 21 sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat
pesat dan terjadilah metodologi terbalik. Jika pada masa Rasulullah dan
para sahabat , Al Qur'an menjadi dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan
(Button Up ), akan tetapi sekarang, hasil dari ilmu pengetahuan seperti
dicocok-cocokan dengan ayat Al Qur'an (Up to Down). Kedua hal tersebut
tetap mengungkapkan kebenaran Al Qur'an sebagai petunjuk hidup akan tetapi
pencitraan nilai Qurani ilmu pengetahuan pada ummat islam seperti
terkotakkan pada ruang yang sempit (ritual). Adnan Oktar yang lebih dikenal
dengan nama Harun Yahya sering mengungkapkan keajaiban Al Qur'an yang telah
berhasil diungkapkan para sarjana-sarjana barat tanpa mereka sadari, bahkan
perkembangan ilmu pengetahuan semakin membuktikan keberadaan tuhan, salah
satunya adalah Anthony Flew (filsuf atheis) yang terpukau dengan kerumitan
biomolekuler yang ada pada DNA yang tidak mungkin muncul dengan sendirinya.
Allah sendiri telah menantang manusia pada surat Ar Rahman ayat 33 untuk
melintasi langit dengan memaksimalkan kemampuan fikiran.
Nalar selalu mengajak kita bertanya pada sesuatu yang tampak didepan kita,
dan kita jarang bertanya pada sesuatu yang tidak tampak walaupun sangat
dekat dengan kita. seperti mengapa rambut terus memanjang sementara alis
dan bulu mata tidak, hal ini yang menyebabkan para ilmuan jarang
melemparkan kata "mengapa" tetapi lebih memfokuskan pada bagaimana hal itu
bisa terjadi. Tidak pernah ada satupun penemuan yang benar-benar murni
muncul dari fikiran tanpa adanya penyebab dari diri , alam dan lingkungan
nya, begitupula Tafsiran Al Quran yang akan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan jaman dan dalam hal ini kita selalu mundur kebelakang,
artinya jarang kita temukan ahli tafsir yang berasal dari bidang sains,
ekonomi atau ilmu sosial, walaupun tidak mungkin tidak ada dan yang kita
sering temukan adalah ahli tafsir yang benar-benar ahli menafsirkan karya
orang lain (rujukan).
Horison adalah jarak terjauh dari suatu pandangan yang ketika kita bergerak
maka ufuk di ujung pendanganpun ikut bergerak, ketika kita melihat orang
pada titik horison maka batas pandangan kita tidak akan melampaui orang
tersebut dan ketika kita terus bergerak maju maka semakin tampaklah wujud
orang tersebut dan batas pandanganpun semakin melampauinya dan semakin kita
dekat dengan orang tersebut maka semakin jauh pula titik horison kita dari
nya, artinya semakin kita menganggap sesuatu itu kecil bisa jadi sebenarnya
ilmu pengetahuan kita yang belum sampai kesana dan kita tidak mungkin
selalu diam pada ruang yang sempit karena kita akan sering menganggap
sesuatu yang mungkin sangat berharga pada kondisi yang belum ada artinya.
Wassallam
Tidak ada satupun ummat Islam yang meragukan Al Quran walaupun memang ada
sebagian yang hanya sampai pada tataran mengiyakan , dan jelaslah pula
bahwa semua Islam ummat juga di wajibkan mempelajarinya tanpa terkecuali,
sedangkan bagaimana cara mempelajarinya itu masalah lain lagi. Namun dari
kesemuanya itu kita juga harus memaklumi bahwa daya tangkap setiap orang
berbeda-beda, mungkin bagi saya hampir sebagian besar ayat-ayat Al Quran
adalah mutasyahbihat dan sedikit yang muhkamat dan bagi yang cerdas mungkin
lebih banyak yang muhkamat, tergantung dari sisi mana kita memandangnya
atau jika mau lebih aman lebih baik memandang dari kaca mata ulama tempo
dulu (salaf)
Pada abad ke 21 sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat
pesat dan terjadilah metodologi terbalik. Jika pada masa Rasulullah dan
para sahabat , Al Qur'an menjadi dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan
(Button Up ), akan tetapi sekarang, hasil dari ilmu pengetahuan seperti
dicocok-cocokan dengan ayat Al Qur'an (Up to Down). Kedua hal tersebut
tetap mengungkapkan kebenaran Al Qur'an sebagai petunjuk hidup akan tetapi
pencitraan nilai Qurani ilmu pengetahuan pada ummat islam seperti
terkotakkan pada ruang yang sempit (ritual). Adnan Oktar yang lebih dikenal
dengan nama Harun Yahya sering mengungkapkan keajaiban Al Qur'an yang telah
berhasil diungkapkan para sarjana-sarjana barat tanpa mereka sadari, bahkan
perkembangan ilmu pengetahuan semakin membuktikan keberadaan tuhan, salah
satunya adalah Anthony Flew (filsuf atheis) yang terpukau dengan kerumitan
biomolekuler yang ada pada DNA yang tidak mungkin muncul dengan sendirinya.
Allah sendiri telah menantang manusia pada surat Ar Rahman ayat 33 untuk
melintasi langit dengan memaksimalkan kemampuan fikiran.
Nalar selalu mengajak kita bertanya pada sesuatu yang tampak didepan kita,
dan kita jarang bertanya pada sesuatu yang tidak tampak walaupun sangat
dekat dengan kita. seperti mengapa rambut terus memanjang sementara alis
dan bulu mata tidak, hal ini yang menyebabkan para ilmuan jarang
melemparkan kata "mengapa" tetapi lebih memfokuskan pada bagaimana hal itu
bisa terjadi. Tidak pernah ada satupun penemuan yang benar-benar murni
muncul dari fikiran tanpa adanya penyebab dari diri , alam dan lingkungan
nya, begitupula Tafsiran Al Quran yang akan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan jaman dan dalam hal ini kita selalu mundur kebelakang,
artinya jarang kita temukan ahli tafsir yang berasal dari bidang sains,
ekonomi atau ilmu sosial, walaupun tidak mungkin tidak ada dan yang kita
sering temukan adalah ahli tafsir yang benar-benar ahli menafsirkan karya
orang lain (rujukan).
Horison adalah jarak terjauh dari suatu pandangan yang ketika kita bergerak
maka ufuk di ujung pendanganpun ikut bergerak, ketika kita melihat orang
pada titik horison maka batas pandangan kita tidak akan melampaui orang
tersebut dan ketika kita terus bergerak maju maka semakin tampaklah wujud
orang tersebut dan batas pandanganpun semakin melampauinya dan semakin kita
dekat dengan orang tersebut maka semakin jauh pula titik horison kita dari
nya, artinya semakin kita menganggap sesuatu itu kecil bisa jadi sebenarnya
ilmu pengetahuan kita yang belum sampai kesana dan kita tidak mungkin
selalu diam pada ruang yang sempit karena kita akan sering menganggap
sesuatu yang mungkin sangat berharga pada kondisi yang belum ada artinya.
Wassallam
Bergerak dalam Ruang Sempit
Reviewed by ASYIMAR
on
11.56
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar